Kesehatan
jiwa bukan hanya tidak adanya gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai
karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan jiwa yang
mencerminkan kedewasaan dari kepribadian yang bersangkutan. Pelayanan kesehatan
jiwa dimulai dari masyarakat dalam bentuk pelayanan kemandirian individu dan keluarganya,
pelayanan kotoh masayrakat formal dan non formal di luar sektor kesehatan,
pelayanan puskesmas, pelayanan di tingkat kabupaten/kota. Pelayanan kesehatan
jiwa di Rumah Sakit dimulai dari pelayanan akut pada rumah sakit umum dan
pelayanan spesialistik di Rumah Sakit Jiwa.
Kementerian
Kesehatan RI berupaya untuk memfasilitasi percepatan pencapaian derajat
kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan
kesiapsiagaan di tingkat desa. Desa-desa yang memiliki kesiapan di bidang
kesehatan disebut Desa Siaga. Desa siaga merupakan gambaran masyarakat yang
sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap
kesehatan masyarakat, seperti kurang gizi, kejadian bencana, termasuk gangguan
jiwa dengan memanfaakan potensi masyarakat setempat secara gotong royong untuk
menuju Desa Siaga Sehat Jiwa.
Sejak
Tahun 2002, paradigma kesehatan Indonesia berfokus pada peningkatan dan
pencegahan penyakit dengan memberdayakan potensi yang ada dimasyarakat secara
optimal agar masyarakat lebih mandiri dalam menjaga kesehatannya. Salah satu
bentuk pemberdayaan masyarakat yang diaktifkan adalah membentuk dan melatih
kader kesehatan agar mempunyai kemampuan tertentu, salah satunya yaitu
kemampuan sebagai Kader Kesehatan Jiwa (Kader Keswa). Diperkirakan satu tahun
setelah terjadinya bencana di propinsi NAD dan Sumatera Utara timbul berbagai
masalah psikososial dan gangguan jiwa. Hasil penelitian pada klien dengan
masalah psikososial yang cepat dirawat dapat sembuh 25%, mandiri 25%, dan klien
yang membutuhkan bantuan 25%. Sedangkan klien yang mengalami gangguan jiwa berat
dan butuh perawatan penuh 25%. klien gangguan jiwa ini yang telah dirawat oleh
perawat Community Mental Health Nursing (CMHN) menunjukkan perbaikan dan ± 45%
telah mandiri.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka perlunya deteksi dini terkait kesehatan jiwa di masyarakat agar masalah gangguan jiwa di masyarakat tidak terjadi peningkatan. Hasil riset kesehatan dasar (2013) menunjukkan adanya penurunnan jumlah gangguan jiwa berat dan gangguan mental emosional secara nasional dibandingkan dengan hasil riset kesehatan dasar taahun 2007. Deteksi dini kesehatan jiwa perlu dilakukan untuk meningkatkan derajad kesehatan jiwa masyarakat agar individu yang sehat akan tetap sehat, individu yang berisiko tidak mengalami gangguan jiwa dan individu yang mengalami gangguan jiwa mendapatkan pelayanan yang tepat sehingga dapat mandiri dan produktif di masyarakat. Untuk meningkatkan derajad kesehatan jiwa masyarakat tersebut diperlukan peran serta pemerintah pusat, pemerintah daerah, tokoh masyarakat, kader, dan masyarakat melalui program Desa Siaga Sehat Jiwa.
Program
Desa Siaga Sehat Jiwa merupakan salah satu program untuk mewujudkan desa yang
penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah
kesehatan jiwa secara mandiri. Tujuan umum Desa Siaga Sehat Jiwayaitu
mewujudkan masyarakat desa yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan jiwa di wilayahnya. Adapun tujuan khusus Desa Siaga
Sehat Jiwa yaitu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
kesehatan jiwa, meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya dalam bidang
kesehatan jiwa, meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat risiko dan bahaya
kesehatan jiwa, dan meningkatkan dukungan dan peran aktif stakeholders serta
meningkatkan masyarakat melaksanakan perilaku sehat jiwa. Lihat Pengalaman praktik kesehatan jiwa di link: